Halaman
Dalam pelajaran ini, Anda akan mengaplikasikan langkah-
langkah menulis resensi buku sastra. Buku-buku karya sastra yang
Anda miliki dapat dijadikan sumber rujukan untuk penulisan resensi.
Dalam pelajaran ini pun, Anda akan belajar menganalisis pementasan
drama. Kegiatan pembelajaran drama di pelajaran terdahulu akan
membantu Anda menganalisis drama, kegiatan belajar lain dalam
pelajaran ini adalah menulis proposal. Kegiatan menulis proposal
tersebut dapat diaplikasikan dalam kegiatan OSIS, misalnya. Dalam
hal ini, Anda harus mencermati apa saja yang harus disajikan
dalam suatu proposal; kegiatan lainnya dalam pelajaran ini adalah
menganalisis novel. Anda dapat menggunakan buku-buku novel
yang ada di perpustakaan atau yang Anda miliki sebagai sumber
pembelajaran.
Da
l
a
m
p
e
l
a
j
aran
i
n
i,
A
n
da
ak
an
m
engap
lik
as
ik
an
l
ang
k
a
h
-
l
angka
h
me
n
u
li
s
rese
n
si
bu
k
u
sastra
.
B
u
k
u
-
bu
k
u
k
ary
a
sast
r
a
yang
A
n
da
milik
i
da
p
at
d
i
j
adika
n
su
m
ber
ru
j
ukan
u
n
tuk
p
enulisan
resensi
.
D
a
l
a
m
pe
l
a
j
ara
n
ini
pun,
An
d
a
ak
an
b
e
l
a
j
a
r
m
engana
li
s
is
p
emen
t
asa
n
drama
.
Kegiata
n
p
embelajaran
d
r
a
m
a
d
i
p
elajaran
te
r
da
h
u
l
u
a
k
a
n
m
embantu
And
a
m
en
g
analisi
s
drama
,
ke
g
iatan
bela
j
ar
lai
n
dala
m
p
e
l
a
j
aran
ini
a
d
a
l
a
h
menu
lis
p
roposa
l.
Keg
i
atan
menu
lis
p
roposa
l
te
r
sebut
d
a
p
a
t
d
ia
p
likasika
n
da
l
am
kegiata
n
OS
I
S,
misalnya.
D
a
l
am
ha
l
i
ni
,
A
nd
a
haru
s
mencermat
i
apa
s
a
j
a
yang
h
arus
disa
j
ika
n
d
a
l
am
sua
tu
proposa
l;
k
eg
i
atan
l
a
i
nnya
d
a
l
a
m
pe
l
a
j
ara
n
ini
a
d
a
l
a
h
m
enganalisis
no
v
el
.
A
n
da
d
a
p
a
t
m
enggunakan
bu
k
u
-
bu
k
u
n
o
v
el
yang
ada
di
p
er
p
ustakaan
atau
yang
A
n
da
milik
i
seba
g
ai
su
m
be
r
p
em
b
e
l
a
j
aran.
Memahami
Sastra
4
Pelajaran
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
p
r
i
b
a
d
i
74
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
pendahuluan
sasaran
latar belakang
acara kegiatan
tujuan
kepanitiaan
waktu dan tempat
anggaran
penutup
Peta Konsep
Pemahaman aspek
sastra
Menulis proposal
Pemahaman
aspek bahasa
terdiri atas
unsur-unsur
hal-hal yang harus diperhatikan
Menganalisis
pementasan drama
Menganalisis novel
unsur-unsur intrinsik
mengaplikasikan prinsip-
prinsip resensi buku
Menulis resensi novel
blocking
tata busana
tata panggung
tata lampu dan suara
dapat melatih
penulisan dengan
teknik-teknik
tertentu
Alokasi waktu untuk Pelajaran 4 ini adalah 15 jam pelajaran.
1 jam pelajaran = 45 menit
Memahami Sastra
75
Menulis Resensi Buku
Novel
A
Resensi
Boulevard de Clichy - Agonia Cinta Monyet
Judul :
Boulevard de Clichy-Agonia Cinta
Monyet
Penulis : Remy Sylado
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit
: Maret - 2007
Jumlah halaman : 400 halaman
Kategori
: Novel
Campur tangan ibu Budiman dengan bantuan
opo-opo
(guna-guna) membuat Budiman lupa akan
perbuatannya terhadap Nunuk, bahkan melupakan
Nunuk, gadis yang dicintainya. Sebagai anak orang
kaya, Budiman melanjutkan sekolah di Perancis,
tetap dengan gaya anak pejabat yang lebih suka
menghabis-habiskan uang daripada menggali ilmu
pengetahuan yang bisa diperolehnya di sana.
Sementara Nunuk yang punya keluarga di
Belanda diceritakan memutuskan untuk membawa
anaknya yang baru lahir dan tinggal bersama keluarga
ibunya di Belanda, melanjutkan sekolah di sana. Per-
temuannya dengan seorang pencari bakat turunan
Turki membawanya berkelana mencari pengalaman
baru di Paris, Perancis. Kisah yang juga sama dengan
pencari TKW yang mengajak perempuan desa ke
kota, ataupun ke luar negeri dengan janji pekerjaan
demi kehidupan yang lebih baik.
Jalan cerita selanjutnya tidak terlalu sulit
untuk ditebak. Kepintaran Nunuk membawanya
menjadi bintang di Boulevard de Clichy dengan
julukan
Météore de Java
. Tutur cerita yang secara
detil menggambarkan situasi Boulevard de Clichy,
maupun gambaran detil perilaku pelakon cerita
serta perasaan-perasaan mereka, menjadi daya tarik
utama dari novel-novel karangan Remy Sylado.
Sayangnya, akhir cerita yang terkesan terburu-
buru dan terlalu dipaksakan membuat kekuatan cerita
menjadi berkurang. Cerita Budiman dan Nunuk yang
kembali lagi ke tanah air dan bertemu kembali setelah
terpisah selama 5 tahun ternyata tidak dikisahkan
sedetil dan seindah novel di bagian awal. Akhir cerita
lebih berwarna "
fairy tale
", seperti kisah putri upik abu
yang disunting pangeran kaya-raya.
Memang ini bukan kisah seribu satu malam,
atau HC Andersen yang selalu mengatakan bahwa
kejujuran dan kebaikan akan selalu menang dan juga
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menulis resensi novel
dengan memperhatikan: identitas buku, kepangarangan, keunggulan buku,
kelemahan buku, dan ikhtisar (inti permasalahan) dengan bahasa yang
komunikatif dengan menggunakan EYD.
Dalam Pelajaran 3C, Anda telah belajar mengenal prinsip-
prinsip penulisan resensi. Dalam pelajaran tersebut, Anda
mendapatkan pengetahuan mengenai prinsip-prisnsip resensi buku.
Sebagai aplikasinya, perhatikanlah contoh resensi buku karya sastra
(novel)berikut.
Anugrahati (Nunuk), seorang penari yang
nasibnya membawa ia bekerja di Boulevard de
Clinchy, kawasan prostitusi di pelosok Paris.
Bermula dari kehidupan remaja SMA, Nunuk
dan Budiman diceritakan sebagai sepasang remaja
yang rela melakukan segalanya atas nama cinta.
Sumber
:
Dokumentasi pribadi
76
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
bahwa kemenangan dan kemuliaan bersumber dari
usaha kerja keras dan penuh pengorbanan. Oleh
karena itu, sah-sah saja kalau jalan ceritanya menjadi
demikian.
Membaca bagian akhir buku ini tidak lebih dari
sekadar ingin menuntaskan suatu pekerjaan yang
sudah terlanjur dimulai, disertai harapan mudah-
mudahan novel Remy Sylado berikutnya dapat
lebih hidup dan mengasyikkan sampai dengan akhir
cerita.
Sumber
:
www.bukukita.com
1. Dalam Pelajaran 3, Anda sudah ditugasi membaca novel (hlm.
70).
2. Buatlah resensi buku novel tersebut.
3. Sampaikanlah hal-hal menarik atau kurang menarik dalam buku
tersebut.
4. Pergunakanlah teknik-teknik penulisan resensi yang baik sesuai
dengan yang telah Anda pelajari sebelumnya.
Menganalisis Pementasan
Drama
B
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mengidentifikasi
pementasan drama berdasarkan gerak para tokoh dan
blocking
(posisi
tokoh di atas pentas); menjelaskan tata busana yang dipakai para tokoh;
tata panggung yang menggambarkan peristiwa; tata bunyi; serta tata
lampu.
Sebelum dipentaskan, naskah drama merupakan bagian dari
karya sastra. Adapun saat dipentaskan, karya tersebut berubah
menjadi karya pementasan. Pementasan drama yang baik bergantung
pada kepaduan unsur dialog (pemain), sutradara, musik, sampai
penata panggung.
Adapun dalam teknik pementasan yang berhubungan langsung
dengan naskah adalah para pemain itu sendiri yang diarahkan oleh
sang sutradara. Agar berhasil mementaskan tokoh-tokoh, para
pemain harus dipilih secara tepat.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan oleh setiap calon
pemain sebelum mementaskan drama.
1. Pertama-tama naskah drama yang sudah dipilih itu harus dibaca
berulang-ulang agar semuanya dapat dipahami. Dari dialog
para tokoh (dan penjelasan lain) dapat diketahui watak tiap-tiap
tokoh dalam naskah drama itu.
2. Setelah diketahui watak tiap-tiap tokoh, dipilih pemain yang
cocok dan mampu memerankan setiap tokoh.
3. Selain pertimbangan watak, perlu dipertimbangkan perbandingan
usia dan perkiraan perawakan (postur). Tokoh-tokoh yang tidak
dijelaskan perawakannya, ditentukan berdasarkan perkiraan
saja. Kalau tokoh yang diperankan itu orang tua, sedangkan
pemainnya remaja, bisa diatur agar pemain remaja itu tampak
Uji
Materi
Memahami Sastra
77
Sumber
:
Majalah Tempo
,
Januari 2005
Gambar 4.1
Pementasan drama menuntut
kerja sama semua pihak, mulai dari
sutradara, pemain, sampai penata
lampu.
tua. Caranya, rambutnya dibuat memutih dengan diolesi bedak,
wajahnya dibuat garis-garis hitam hingga tampak keriput,
memakai kacamata dan kumis palsu. Warna dan model pakaian
yang dikenakan juga disesuaikan dengan kepantasan bagi orang
tua.
4. Kemampuan pemain menjadi pertimbangan penting pula.
Sebaiknya, dipilih pemain yang "pintar". Artinya, dalam waktu
tidak terlalu lama berlatihnya, dia sudah bisa memainkan tokoh
seperti yang dikehendaki naskah.
Adapun bagi seorang sutradara, ia harus mempertimbangkan
naskah yang akan dipentaskan. Dalam hal ini, sutradara harus
bisa merenungkan dan menafsirkan naskah. Ia harus memikirkan
bagaimana nantinya naskah diperankan. Seorang sutradara harus
bisa membayangkan bagaimana pemilihan tokoh, penentuan setting
panggung, sampai tata rias yang cocok untuk para pemain.
Hal lain yang harus diperhatikan saat pementasan drama adalah
blocking
(posisi tokoh di atas pentas); tata busana yang dipakai para
tokoh; tata panggung yang menggambarkan peristiwa; serta tata
bunyi dan tata lampu.
1. Posisi Tokoh di Atas Pentas (
Blocking
)
Dalam melakukan gerak kerja panggung, hal-hal berikut perlu
diperhatikan dan dilaksanakan.
a. Gerak panggung hanya dikerjakan kalau ada maksud dan
tujuan.
b. Gerak panggung menarik perhatian penonton.
c. Gerak panggung boleh dikerjakan (dilakukan) sambil berbicara
atau berurutan. Kalau berbicara dulu lalu bergerak, yang di-
utamakan geraknya (gerakannya menjadi kuat/menonjol). Kalau
bergerak dulu lalu berbicara, yang diutamakan bicaranya (kalimat
yang diucapkan menjadi lebih berbobot dan bertenaga).
d. Gerak panggung hanya dilakukan dengan gerak maju, bukan
gerak mundur atau menyamping, kecuali ada alasan tertentu.
e. Gerak panggung yang cepat menunjukkan adanya sesuatu yang
penting. Sebaliknya, gerakan lambat menunjukkan kesedihan,
keputusasaan, atau kekhidmatan.
2. Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain, baik bahan,
model, maupun cara mengenakannya. Tata busana sebenarnya mem-
punyai hubungan yang erat sekali dengan tata rias. Oleh karena
itu, tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap penata rias.
Artinya, penata rias sekaligus juga menjadi penata busana karena
untuk menampakkan rupa dan postur tokoh yang diperankan, pemain
harus dirias dengan pakaian yang cocok. Dengan kata lain, tata rias
dan tata busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan
saling mendukung.
Sering pula terjadi tugas penata rias dipisahkan dari tugas
mengatur pakaian. Artinya, penata rias khusus merias wajah, sedangkan
penata busana mengatur pakaian/busana dengan pertimbangan untuk
mempermudah dan mempercepat kerja. Meskipun demikian, penata
rias dan penata busana harus bekerja sama saling memahami, saling
menyesuaikan, dan saling membantu agar hasil akhirnya memuaskan.
Tata rias dan tata busana tidak dijelaskan secara terperinci dalam naskah.
Biasanya hanya ditulis: seorang tua, seorang kakek, seorang nenek,
seorang ayah, atau seorang pemuda. Dalam hal ini, tidak dijelaskan
78
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
bagaimana orang tua itu. Apakah wajahnya keriput, giginya ompong,
rambutnya putih, alisnya tebal, hidungnya mancung, bajunya kumal,
atau tubuhnya bongkok, semuanya tidak dijelaskan. Oleh karena itu,
penata rias dan penata busana harus mampu menafsirkan dan memantas-
mantaskan rias dan pakaian orang tua yang disebutkan dalam naskah
itu.
Adapun peran dan fungsi tata busana dalam pementasan adalah
sebagai berikut:
a. mendukung pengembangan watak pemain;
b. membangkitkan daya saran dan daya suasana;
c. personalisasi pemain, yaitu untuk membedakan satu pemain
dengan pemain lainnya.
3. Tata Panggung
Panggung adalah pentas atau arena untuk bermain drama.
Panggung biasanya letaknya di depan tempat duduk penonton dan
lebih tinggi daripada kursi penonton. Tujuannya, agar penonton
yang duduk di kursi paling belakang masih bisa melihat yang ada di
panggung.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan
untuk permainan drama. Misalnya, panggung harus menggambarkan
keadaan ruang tamu. Supaya panggung seperti ruang tamu, tentu
panggung diisi peralatan seperti meja kursi, hiasan dinding, dan lain-
lain. Semua peralatan itu diatur sedemikian rupa sehingga seperti
ruang tamu. Petugas yang mengatur itu disebut penata panggung.
Penata panggung biasanya terdiri atas beberapa orang (tim) supaya
dapat mengubah keadaan panggung dengan cepat. Mengapa
panggung perlu diubah-ubah?
Sumber
:
Majalah Tempo
, Januari 2005
Panggung menggambarkan tempat, waktu, dan suasana terjadinya
suatu peristiwa. Peristiwa yang terjadi dalam suatu babak berada dalam
tempat, waktu, dan suasana yang berbeda dengan peristiwa dalam
babak yang lain. Perbedaan ini menuntut perubahan keadaan panggung.
Artinya, keadaan panggung harus diubah dengan cepat oleh penata
panggung. Misalnya, dalam babak pertama panggung menggambarkan
ruang tamu, bisa saja dalam babak kedua panggung menggambarkan
tempat di tepi sungai. Perubahan panggung yang menggambarkan per-
ubahan tempat itu sesuai dengan naskah cerita.
Gambar 4.2
Panggung memegang peranan
penting dalam kelangsungan
pertunjukan drama.
Memahami Sastra
79
Penata panggung tugasnya hanya menuruti hal yang diminta
naskah. Meskipun demikian, secara kreatif ia boleh menambah,
mengurangi, atau mengubah letak perabot asal perubahan itu
menambah baiknya keadaan panggung.
Berkaitan dengan itu, penata panggung sebaiknya dipilih
orang-orang yang mengerti keindahan dan tahu komposisi yang
baik, meletakkan barang-barang di panggung tidak sembarangan.
Hal ini disebabkan kegiatan mengatur barang-barang ada seninya.
Barang-barang itu perlu diatur sebaik-baiknya supaya tampak
serasi. Demikian pula jarak antara barang satu dan yang lain. Ini
yang dimaksud komposisi. Komposisi yang tepat akan menimbulkan
keindahan dan keindahan menimbulkan rasa senang.
4. Tata Lampu
Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Oleh karena
itu, tata lampu erat hubungannya dengan tata panggung. Misalnya,
kalau panggung menggambarkan ruang rumah orang miskin di
daerah terpencil, berdinding anyaman bambu dan di situ tertempel
lampu minyak, lampu minyak itu tidak termasuk tata lampu. Lampu
minyak itu menjadi bagian dari tata panggung meskipun menyala
dan memancarkan cahaya.
Orang yang mengatur seluk-beluk pencahayaan di panggung
ialah penata lampu. Penata lampu biasanya menggunakan alat
yang disebut
spot light
, yaitu semacam kotak besar berlensa yang
berisi lampu ratusan watt. Jika dinyalakan, sinarnya terang sekali
memancar ke satu arah. Penata lampu lalu menyorotkan dari jauh
(biasanya dari belakang penonton) ke panggung. Lensa dapat diatur
untuk menerangi seluruh panggung atau sebagian panggung. Jika
dikehendaki, cahaya dapat dibuat menjadi redup. Warna cahaya
juga dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Caranya, lensa ditutup
dengan kertas kaca warna merah, hijau, atau kuning. Misalnya,
panggung menggambarkan suasana romantis, lensa ditutup dengan
kertas kaca warna kuning. Banyaknya lembar kertas yang digunakan
menentukan keredupan. Makin banyak/makin tebal, makin redup.
Dengan cara seperti itu keadaan panggung menjadi seperti terang
bulan. Jika panggung sedang menyajikan adegan tokoh yang marah-
marah, kertas kaca warna merah digunakan sehingga sinar merah
menerpa wajah tokoh yang sedang marah-marah itu.
Karena tata lampu selalu berhubungan dengan listrik,
sebaiknya penata lampu mengerti teknik kelistrikan. Ada kalanya
lampu tiba-tiba harus dimatikan sejenak, lalu dihidupkan kembali.
Ada kemungkinan tiba-tiba ada gangguan listrik, misalnya
terjadi hubungan arus pendek sehingga lampu mati semua. Untuk
menghadapi hal seperti itu penata lampu yang tidak memahami
teknik kelistrikan tentu akan bingung. Akibatnya, pencahayaan di
panggung kacau dan pertunjukan drama gagal total.
5. Tata Suara
Tata suara bukan hanya pengaturan pengeras suara (
soundsystem
),
melainkan juga musik pengiring. Musik pengiring diperlukan agar
suasana yang digambarkan terasa lebih meyakinkan dan lebih mantap
bagi para penonton.
Iringan musik itu tidak dijelaskan secara terperinci dalam
naskah. Penjelasannya hanya secara umum, misalnya diiringi musik
pelan, musik sendu, atau musik sedih. Kadang-kadang malah tidak
ada penjelasan sama sekali. Agaknya urusan musik pengiring ini
Sumber
:
Majalah Gatra
, Mei 2005
Gambar 4.3
Tata lampu memegang peranan
penting dalam pementasan drama.
80
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Sumber
:
www.blogger.com
Gambar 4.4
Pengiring musik dalam pementasan
drama ikut membangun suasana
cerita.
diserahkan sepenuhnya kepada penata suara atau penata musik
pengiring.
Penataan musik pengiring tidak bisa diserahkan kepada sembarang
orang sebab penata musik harus pintar menafsirkan musik pengiring
yang cocok. Oleh karena itu, penata musik harus mempunyai perasaan
yang halus dan tajam, berjiwa seni, memahami musik, dan mengerti
lagu-lagu. Kalau sudah ada lagu yang cocok, tentu tinggal memainkan.
Namun, jika belum ada lagu yang cocok, penata musik perlu mencipta
lagu sendiri. Segala upaya ditempuh untuk menyuguhkan musik pe-
ngiring yang sesuai dengan adegan yang sedang berlangsung.
Peralatan apa yang diperlukan untuk musik pengiring? Hal ini
tidak ditentukan secara baku. Apa saja bisa digunakan asal cocok.
Mungkin hanya sebuah biola, mungkin sebuah organ, mungkin
seruling, gitar, tambur, mungkin pula lebih lengkap lagi. Ada
kalanya, musik pengiring itu sudah direkam dalam pita kaset dan
seorang penata suara tinggal mengoperasikan rekaman itu.
Agar Anda lebih memahami bagaimana analisis drama ber-
dasarkan pementasan, pentaskanlah naskah drama "Sudah" berikut.
Sudah
Karya Darto Temala
Para pelaku:
1. Igun
2. Yusrina
3. Hanafi
Pentas menggambarkan sebuah kebun, halaman
belakang gedung perpustakaan suatu SMA. Di tengah
terdapat bangku panjang, tempat duduk yang terbuat
dari semen. Bagian depan sebelah kanan terdapat bak
air kecil yang tak ada airnya dan bisa untuk duduk. Ada
beberapa tanaman bunga dan pot bunga ada di situ.
Latar belakangnya gedung perpustakaan
.
Yusrina
(
Sedang tekun membaca buku catatan, belajar. Tas, buku
ada di sisinya, di bangku tersebut. Setelah terdengar bel,
beberapa saat berlalu dalam sepi
)
Igun
(
Masuk dari kiri
) Sudah lama?
Yusrina
(
Acuh tak acuh
) Sudah!
Igun
(
Duduk di sampingnya
) Tentu saja. Tadi kau tidak ikut
pelajaran yang keenam. (
Membuka buku catatan
)
Pak Hadi tadi juga menanyakan kamu. Lalu, teman-
Memahami Sastra
81
teman menjawab sekenanya. Kau pulang lantaran
sakit perut. (
Pause
) Jam keenam sudah lewat?
Yusrina
(
Sambil membaca
) Sudah!
Igun
Terang sudah. (
Pause
) Hmmmmm, sekarang jam
pelajaran ketujuh. Jam kedelapan ulangan Fisika,
jadi masih ada waktu untuk belajar.... (
Melihat jam
tangan
) Tiga puluh tujuh menit. Kau sudah belajar
tadi malam?
Yusrina
(
Sambil membaca
) Sudah!
Igun
Aku juga tahu, tapi cuma sepintas lalu saja. O, ya,
soal-soal minggu kemarin sudah kau kerjakan?
Yusrina
(
Sambil membaca
) Sudah!
Igun
Semua? (
Diam saja
) Biasanya kau hanya mengerjakan
empat dari sepuluh soal itu. Itu pun yang mudah saja.
lya, kan? Aku sendiri paling malas bila berhadapan
dengan soal-soal Fisika. (
Membuka catatannya
) Eh,
Yus, sudah nonton "Mighty Man"?
Yusrina
(
Kesal
) Sudah!
Yusrina
(
Marah
) Sudah! Sudah!
Igun
Dia itu cowok ideal. Gagah lagi.
Face
-nya lumayan,
tidak terlalu ngepop, juga tidak kampungan.
Yusrina
(
Marah
) Suuuuuuudah! Sudah!
Igun
Apalagi anak pejabat tinggi.
Yusrina
(
Masih marah
) Sudah, sudah, sudah!
Igun
Sudah. Sudah,! Sudah! Lagi, ah! Dari tadi sudah
melulu. Apa tidak ada kata-kata lain? Bahasa
Indonesia kan banyak perbendaharaan katanya.
Sudah, sudah, sudah, dari tadi sudah, sudah, sudah
melulu. (
Menggoda
) Jangan begitu, Yus, dia itu benar-
benar cakep, Iho.
Yusrina
(
Marah
) Sudah, ah!
Igun
Sudah! Baru bertengkar, apa? Sedang Perang Sabil,
ya? Jangan, ah! Dia itu cowok ideal. Sungguh! Cuma
sayang. Kau kelihat-annya masih terlalu kecil. Aku
kira kau belum pantas pacaran macam malam
Minggu kemarin itu. Soalnya....
Yusrina
(
Membanting bukunya
) Sudah, sudah, sudah. Huuuuu...
sudah, sudah, sudah. Cerewet terus. (
Mengambil
bukunya kembali
) Sudah, aku mau belajar!
Igun
(
Menirukan
) Sudah, sudah, sudah, sudah. Huuuu...
sudah, sudah, sudah! Cerewet terus. Sudah, aku mau
belajar!
Yusrina
(
Mencibir
) Huuuuuh!
Igun
(
Menirukan
) Huuuuuh!
Hanafi
(
Masuk dari kanan
) Nah, ini. Ini baru bisa disebut
pelajar teladan. Serius juga kelihatannya. (
Mendekati
Yusrina
) Yus, mau ulangan, ya?
Yusrina
(
Sambil membaca
) Sudah,
sudah, sudah!
Hanafi
Lho! Kelewat serius, nih! (
Duduk di antara mereka
)
Sedang yang ini? Aku agak sangsi. Ini belajar atau
melamun? Gun!
Igun
(
Sambil membaca
) Sudah, ah. Berisik saja. Ada orang
lagi belajar ini.
Igun
Bagaimana kesannya? Bagus? Aku juga nonton, juga
lihat kamu. Kau nonton dengan....
Yusrina
(
Cepat memotong
) Sudah!
Igun
Asyik ya, nonton duaan!
Yusrina
(
Kesal
) Suuuudah!
Igun
(
Menggoda
) Kau tidak salah memilih cowok macam
Agus?
82
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Hanafi
Apa? Orang macam kamu belajar? Lantas kebudayaan
menyontekmu kau ke manakan?
Igun
Sori saja, tidak musim sekarang.
Hanafi
Omong kosong! (
Mengeluarkan sebatang rokok
)
Pinjam koreknya.
Igun
Buat apa? Pinjam korek pada orang lagi belajar. Ini
baru sepaning, mau ulangan Fisika tahu?!
Hanafi
Mau ulangan Fisika saja pakai sepaning segala. Tanya,
nih, calon profesor. Beres!
Igun
Profesor gombal!
Hanafi
Tidak usah menghafal rumus-rumus. Buang waktu
dan energi saja. Langsung pada soal, sekaligus
jawaban.
Igun
Hah!? Apa kelasmu sudah ulangan?
Hanafi
Sudah!
Igun
Sudah?
Hanafi
Sudah!
Igun
Kapan?
Hanafi
Jumat kemarin.
Igun
Lho! Bukankah Jumat kemarin Pak Asnawi masih
opname di rumah sakit?
Hanafi
Ya, tapi Pak Asnawi kan guru tulen! Dia itu punya
segudang soal ulangan sekaligus jawaban yang sudah
jadi. Suatu saat ada ulangan, pakai soal yang itu. Ada
ulangan lagi? Pakai soal yang ini. Dan dia itu bisa
saja....
Sumber
:
Kumpulan Naskah Drama Remaja
Naskah drama yang Anda pentaskan tersebut mungkin tidak
terlalu sulit, sebab sesuai dengan kehidupan Anda dalam keseharian.
Para tokoh, yaitu Hanafi, Igun, dan Yusrina merupakan orang-orang
yang tidak jauh berbeda dengan keseharian Anda sekarang.
Hal pertama yang dapat kita analisis adalah peran dan
perwatakan setiap tokoh. Anda dapat mengamati bagaimana tokoh
Yusrina yang konsentrasi belajar. Ia merasa terganggu dengan Igun
yang menanyakan masalah pelajaran hingga sang lelaki (Agus) yang
menyukai Yusrina. Saat dialog Yusrina dengan Igun, Anda dapat
mengetahui bagaimana sikap Igun yang selalu ingin tahu keadaan
yang dihadapi Yusrina. Dalam hal ini, penokohan Igun harus lebih
dominan terhadap Yusrina.
Selanjutnya, tokoh Hanafi yang secara tidak langsung telah membuat
Igun penasaran akan ulangan yang akan dilaksanakan di kelasnya. Ia
berbicara dengan santai, tetapi membuat Igun karena Igun beranggapan
bahwa ulangan tidak jadi hanya karena gurunya(Pak Asnawi) sakit. Jika
Anda memerankan tokoh Hanafi, Anda harus mempunyai pemeranan
yang menghadapi hidup ini seakan mudah.
Lalu, bagaimana dengan latar dan perlengkapan? Latar
dalam drama ini adalah sekolah. Dalam hal ini, Anda tidak akan
mendapat kesulitan mengambil peran dalam naskah ini. Anda dapat
menggunakan situasi di sekolah. Anda dan teman-teman dapat
memerankan naskah drama ini sesuai dengan latar yang diinginkan
oleh pengarang naskah, yaitu sebagai berikut.
Memahami Sastra
83
Pentas menggambarkan sebuah kebun, halaman belakang
gedung perpustakaan suatu SMA. Di tengah halaman terdapat
bangku panjang, tempat duduk yang terbuat dari semen. Bagian
depan sebelah kanan terdapat bak air kecil yang tak ada airnya
dan bisa untuk duduk. Ada beberapa tanaman bunga dan pot
bunga di situ. Latar belakangnya gedung perpustakaan.
Adapun peralatan dan perlengkapan yang diperlukan berupa
buku, jam tangan, atau benda lain. Sang sutradara yang menjadi
pemimpin sekaligus pengarah drama harus jeli menangkap hal
apa saja yang menyangkut pemain sampai perlengkapan yang
dibutuhkan.
Sastrawan dan
Karyanya
Motinggo Busye
, lahir di Kupangkota, Lampung, 21
November 1937, dan meninggal di Jakarta, 18 Juni 1999. Ia
menamatkan SMA di Bukittinggi, kemudian melanjutkan
pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (tidak
tamat). Pernah menjadi redaktur kepala Penerbitan Nusantara
(1961–1964) dan Ketua II Koperasi Seniman Indonesia.
Dramanya,
Malam Jahanam
(1958), mendapat Hadiah Pertama
Sayembara Penulisan Drama Bagian Kesenian Departemen P & K
tahun 1958 dan cerpennya, "Nasehat buat Anakku", mendapat hadiah
majalah
Sastra
tahun 1962.
Daftar karyanya yang lain:
Badai Sampai Sore
(drama, 1962),
Tidak Menyerah
(novel, 1963),
Hari Ini Tak Ada Cinta
(novel,
1963),
Perempuan Itu Bernama Barabah
(novel, 1963),
Dosa
Kita Semua
(novel, 1963),
Tiada Belas Kasihan
(novel, 1963),
Nyonya dan Nyonya
(drama, 1963),
Sejuta Matahari
(novel,
1963),
Nasehat buat Anakku
(kumpulan cerpen, 1963),
Malam
Pengantin di Bukit Kera
(drama, 1963),
Penerobosan di Bawah
Laut
(novel, 1964),
Aura Para Aulia
:
Puisi-Puisi Islami
(1990),
Dua Tengkorak Kepala
(1999).
Pada paruh pertama tahun 1970-an, Motinggo Busye me-
nyutradarai beberapa buah film. Selain itu, dia juga aktif di bidang
seni lukis.
Sumber
:
www.id.wikipedia.org
1. Bentuklah kelompok dengan jumlah yang sesuai dengan tokoh
penggalan drama berikut.
2. Tentukan siapa yang akan bertugas menjadi sutradara.
3. Untuk menunjang pementasan,
Anda dapat memilih dan mencari
perlengkapan/peralatan yang menunjang pementasan.
4. Sebelum pementasan, lakukanlah diskusi antaranggota
kelompok. Dalam hal ini, menyangkut penghayatan naskah,
pembagian tugas, dan juga kira-kira apa saja yang diperlukan
saat pementasan.
Sumber
:
www.kompas.com
Uji
Materi
84
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Sampek Engtay
Karya N. Riantiarno
Pasar malam di Gambir-Betawi. Malam
(
Murid-murid sekolah putra bangsa menonton tonil-
pasar berbaur dengan para penonton lainnya. Sampek
dan Engtay juga ada
)
Dalang
: (
Yang juga bertindak sebagai pembawa
acara
)
Terang bulan terang di kali
Buaya timbul disangkanya mati
Malam ini kita jumpa lagi
Dalam lakon cinta kasih sejati
Pohon-pohon dikasih dupa
Daunnya rimbun kuat akarnya
Ini lakon cinta kasih dari Eropa
Asmara Romeo pada Yuliet-nya
kami belum siap bikin lakon baru. apa
boleh buat, lakon Yuliet dan Romeo,
terpaksa dibikin jadi komedi. Ya, mulai! Go!
Romeo
: (
Bersuit
) ....
Yuliet
: (
Mendekat
) Yeah?
Romeo
: (
Bersuit lebih keras
) ....
Yuliet
: Yeah, yeah ....
Romeo-Yuliet
: (
Berduet
)
Romeo-Yuliet
: Romeo dan Yuliet
Dunia baru
Berlomba-lomba
Kita bergerak maju
Romeo dan Yuliet
Bermerek baru
Mundur dan maju
Tergantung situ!
(
Genderang baris berbaris
)
(
Tema Percintaan disajikan secara parodikal. Romeo
dan
Yuliet mempertontonkan kepiawaian mereka dalam
olahraga baris berbaris dan cara kasih hormat. Adegan
usai, mereka masuk ke balik layar. Para penonton pun
bertepuk tangan kedua belah tangan
)
Dalang
: Luar biasa. Sekarang giliran: Roromendut
dan Pronocitro!
(
Masuk seorang lelaki berblangkon, menghisap sepuluh
batang rokok yang memenuhi antara jari-jari tangannya.
Diikuti oleh seorang perempuan yang berjualan rokok
).
Roromendut
: Rokok, rokok, rokok. Semua
ada, panjang, pendek, kecil-besar,
asem-manis, legit. Rasa baru, rasa
coklat-jeruk-apel dan tomat.
Pronocitro
: Rokoknya lagi, Mbakyu! Yang rasa
bawang.
Roromendut
: Sudah punya kok minta. Mau
ditaruh di mana lagi?
Pronocitro
: Masih ada kaki. Mana?
Roromendut
: Nih! Aku kasih tiga. Dua pendek,
satu panjang.
(
mendadak, dengan heboh, masuk seorang lelaki
gempal, mengusung poster anti rokok, bunyinya Nikotin
No! Poligami Yes
!)
Dalang
: Adipati Wiraguna.
(
Pronocitro berperang melawan Adipati. Pronocitro kalah.
Lalu, Roromendut pun bunuh diri
)
Sumber
:
Naskah drama Sampek Engtay
, 1999
(
Panggung rakyat digelar
)
(
Pertama, disajikan kisah cinta Romeo dan Yuliet
)
Romeo
: (
Muncul bersama Yuliet
)
Ibarat bunga, mawar ataupun kenanga,
kalau ia harum, nama tak lagi penting
adanya. Yuliet, dikau ibarat bunga. Berganti
nama sejuta kali pun, asal dikau adalah
Yuliet seperti yang ku kenal sekarang ini,
duhai, dikau tetap kucinta...
Yuliet
: (
Manja
) Ah,ah...
Dalang
: Stop, tunggu dulu, jangan dilanjutkan
dulu! (
Membaca
) hasil pengumpulan
pendapat dari para penonton, malam ini
tidak dibutuhkan lakon tragedi. Ternyata
penonton kita lebih suka komedi. Tapi
Memahami Sastra
85
5. Lakukanlah pementasan penggalan naskah drama tersebut
secara bergiliran oleh setiap kelompok.
6. Selama kelompok lain melakukan pementasan, kelompok Anda
menganalisis pementasan yang dilakukan oleh kelompok itu.
7. Lakukanlah analisis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Bagaimanakah persiapan pemain dalam pemeranan tokoh?
b. Apakah peralatan dan
setting
yang dibuat sesuai dengan isi
naskah?
c. Bagaimanakah penghayatan setiap pemain terhadap tokoh
yang diperankannya?
d. Apakah pementasan berjalan lancar sesuai dengan isi naskah?
8. Lakukan diskusi kelas dengan mengevaluasi setiap pementasan.
Menulis Proposal
C
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mengidentifikasi kom-
ponen atau unsur-unsur proposal; men
ulis proposal sesuai dengan
keperluan serta membahas proposal dalam kelompok kecil untuk
mendapatkan masukan perbaikan.
Apakah di sekolah Anda ada kegiatan pentas seni (pensi)? Di
balik kemeriahan pentas seni atau kegiatan lain yang diadakan di
sekolah, proposal tidak dapat dilepaskan sebagai bagian utama
sebuah program kegiatan. Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar
bagaimana sistematika proposal yang baik serta kegiatan apa saja
yang biasa menggunakan proposal.
Dalam proposal, diuraikan dengan jelas apa yang direncanakan
dan dibutuhkan. Proposal bersifat memberitahukan, disertai
permohonan dan harapan. Oleh karena itu, di dalamnya perlu
dijelaskan secara terperinci dari latar belakang, tujuan, bentuk
kegiatan, waktu, tempat, dan lain-lain. Dengan demikian, orang yang
dikirimi proposal mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Adapun tujuan proposal, yaitu:
1. mendapatkan persetujuan;
2. mendapatkan bantuan, baik berupa dana maupun sarana.
Proposal terdiri atas bermacam-macam jenis, di antaranya
proposal kegiatan (acara), penelitian, penyusunan tugas akhir, dan
proposal bantuan dana atau fasilitas.
Berikut ini contoh propasal.
Gambar 4.5
Contoh proposal
86
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Proposal
Bulan Bahasa dan Sastra
SMA Global Cendekia
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak hanya berupa kegiatan di dalam
kelas. Kegiatan di luar pelajaran sehari-hari pun dapat dilaksanakan, salah satunya dengan
kegiatan siswa yang nyata. Bentuk kegiatan nyata yang dapat dilakukan adalah kegiatan yang
turut membawa siswa dalam olah kreasi dan apresiasi. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan
yang sesuai dengan jiwa para siswa sebagai remaja. Tujuan kegiatan tidak lain dapat menampung
ekspresi dan kreasi siswa. Oleh sebab itu, kami selaku pengurus OSIS bermaksud mengadakan
kegiatan apresiasi dan kreasi bahasa dan sastra.
2. Latar Belakang
Kegiatan yang akan kami laksanakan tidak terlepas dari momen peringatan Sumpah Pemuda
yang dilaksanakan pada 28 Oktober 2007 nanti. Selain itu, kegiatan ini dilatarbelakangi kenyataan
bahwa bahasa dan sastra perlu lebih diaplikasikan siswa dalam kehidupan keseharian.
3. Tujuan
Kegiatan "Bulan Bahasa dan Sastra" yang akan dilaksanakan bertujuan sebagai berikut:
a agar siswa lebih memahami makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928;
b. menjadi ajang apresiasi dan kreasi siswa dalam bidang sastra dan bahasa;
c. mengakrabkan tali persaudaraan di lingkungan sekolah.
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 23 s.d. 28 Oktober 2007
Tempat : SMA Global Cendekia
5. Sasaran
Siswa SMA Global Cendekia dan masyarakat sekitar
6. Acara dan Kegiatan
a. Lomba pidato antarkelas
b. Lomba mengarang cerpen
c. Lomba menulis puisi
d. Lomba membaca puisi
e. Lomba cerdas cermat terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
f. Temu penyair dan sastrawan
g. Seminar "Bahasa Indonesia di Tengah Arus Globalisasi" (bekerja sama dengan Balai
Bahasa, Pusat Bahasa, Depertemen Pendidikan Nasional)
h. Penyuluhan bahasa Indonesia di masyarakat sekitar SMA Global Cendekia
7. Susunan Kepanitiaan
Pelindung
: Kepala Sekolah
Pengarah
: Guru Bahasa Indonesia
Penanggung Jawab
: Maria Intan (Ketua OSIS)
Ketua Panitia
: Sultan Awaluddin
Wakil Ketua
: Irma Hutabarat
Sekretaris
: Fauzi Lukmansyah
Bendahara :
Jaki
Anwar
Seksi Acara
: Nirwan
Seksi Dana Usaha
: Luna Ratuliu
Seksi Humas
: Hendi Badrian
Seksi Keamanan
: Tresna Widi
Seksi Dokumentasi
: Bongus Ambure
Seksi Peralatan
: Ida Bagus Wyasa
Memahami Sastra
87
8. Anggaran
a. Honor 2 pembicara
@ Rp 300.000,00
Rp600.000,00
b. Spanduk Rp100.000,00
c. ATK dan peralatan Rp400.000,00
d. Konsumsi Rp700.000,00
e. Hadiah dan piagam penghargaan
Rp800.000,00
f. Lain-lain Rp200.000,00 +
Jumlah Total Rp3.000.000,00
9. Penutup
Proposal ini kami buat dengan harapan pihak yang berwenang turut berpartisipasi dalam
kegiatan yang akan kami laksanakan ini. Semoga Tuhan memberi kelancaran acara ini.
Bandung, 1 Oktober 2007
1. Buatlah kelompok untuk merencanakan pembuatan proposal
dengan memilih salah satu tema kegiatan berikut.
a. Pelaksanaan kegiatan pentas seni dan bazaar di sekolah
Anda.
b. Seminar tentang bahaya narkoba bagi kaum remaja.
c. Pelatihan penulisan di sekolah Anda.
d. Studi banding ke sekolah lain.
e. Invitasi lomba salah satu cabang olahraga (misalnya basket)
antarkampung.
2. Susunlah kerangka proposal dan ajukan kepada guru Anda.
3. Sempurnakanlah kerangka proposal tersebut berdasarkan
saran-saran dari teman, saudara, atau orangtua Anda.
4. Kembangkanlah kerangka proposal yang telah disusun menjadi
sebuah proposal yang lengkap.
5. Setelah selesai, bahaslah isi proposal bersama teman sekelompok
Anda dengan mengadakan diskusi kecil untuk mendapatkan
masukan.
6. Lakukan juga penyuntingan kembali atas isi proposal yang dibuat
kelompok Anda.
Uji
Materi
Ketua OSIS Ketua Panitia
Maria Intan Sultan Awaluddin
NIS 060092 NIS 060087
Menyetujui Mengetahui
Dra. Nadia, M. Hum. Fardi Sayuti
Kepala Sekolah Wakasek. Urusan Kesiswaan
88
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Mengenal Ahli Bahasa
Abdul Chaer
lahir di Jakarta. Ia memperoleh gelar sarjana pendidikan
dari IKIP Jakarta tahun 1969. Ia pernah mengikuti
post graduate study
dalam
bidang linguisik pada Rijksuniversiteit Leiden, Negeri Belanda tahun 1976–
1977. Sekarang ia menjabat sebagai lektor kepala pada IKIP Jakarta, dalam
mata kuliah Linguistik Umum, Semantik, dan pembinaan Bahasa Indonesia.
Karyanya di bidang bahasa yang telah diterbitkan adalah:
1.
Kamus Dialek Jakarta
2.
Kamus Idiom Bahasa Indonesia
3.
Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia
4.
Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia
5.
Pengantar Semantik Bahasa Indonesia
6.
Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia
7.
Pembakuan Bahasa Indonesia
8.
Belajar Mengarang
9.
Namaku Bahasa Indonesia
Sumber
:
Linguistik Umum,
2003
Sumber
:
Dokumentasi pr
ibadi
Menganalisis Novel
D
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menganalisis
unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur,tema, penokohan, sudut
pandang, latar, dan amanat) novel Indonesia; menganalisis unsur-
unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang,
latar, dan amanat) novel terjemahan; serta membandingkan unsur
ekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan dengan novel Indonesia.
Kelebihan novel yang khas terletak pada kemampuan menyampai-
kan permasalahan yang kompleks secara penuh. Hal itu berarti,
menganalisis novel menjadi lebih mudah, sekaligus lebih sulit daripada
menganalisis cerpen. Ia lebih mudah karena tidak menuntut kita
memahami masalah yang kompleks dalam waktu sedikit. Sebaliknya,
ia lebih sulit karena berupa penulisan dalam skala yang besar yang
berisi unit organisasi atau bangunan yang lebih besar daripada cerpen.
Hal yang dimaksud dipaparkan berikut ini.
1. Latar
. Pelukisan latar novel dapat saja melukiskan keadaan
latar secara terperinci sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas, konkret, dan pasti. Walaupun demikian, cerita yang baik hanya
akan melukiskan detail-detail tertentu yang dipandang perlu.
2. Penokohan
. Tokoh-tokoh cerita novel biasanya ditampilkan
secara lebih lengkap, misalnya yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik,
tingkah laku, sifat dan kebiasaan, serta hubungan antartokoh, baik yang
dilukiskan secara langsung maupun tak langsung. Semua itu, tentu
saja akan memberi gambaran yang lebih jelas dan konkret mengenai
keadaan para tokoh.
Itulah sebabnya tokoh-tokoh cerita novel dapat
lebih mengesankan.
Gambar 4.6
Sebuah novel dapat menjadi
pembicaraan di zamannya.
Contohnya novel karya HAMKA.
Memahami Sastra
89
3. Alur
. Berhubung ketidakterikatan pada panjang cerita yang
memberi kebebasan kepada pengarang, umumnya novel memiliki
lebih dari satu alur; terdiri atas satu alur utama dan subalur. Alur
utama berisi konflik utama yang menjadi inti persoalan yang
diceritakan sepanjang karya itu, sedangkan subalur berupa konflik-
konflik tambahan yang sifatnya menopang, memperjelas dan
mengintensifkan konflik utama untuk sampai ke klimaks. Alur-alur
tambahan atau subalur itu berisi konflik-konflik yang mungkin tidak
sama kadar kepentingan atau peran terhadap alur utama. Setiap
subalur berjalan sendiri, sekaligus dengan penyelesaiannya sendiri
pula, yang tetap berkaitan satu dengan yang lain dan tetap dalam
hubungan dengan alur utama.
4. Tema
. Dalam novel diungkapkan berbagai masalah kehidupan
yang semuanya akan disampaikan pengarang. Namun, sebagaimana
peran subalur terhadap alur utama, tema-tema tambahan itu bersifat
menopang dan berkaitan dengan tema utama untuk mencapai efek
kepaduan.
Agar Anda lebih paham mengenai analisis intrinsik dan ekstrinsik
novel, bacalah penggalan novel Indonesia dan terjemahan berikut.
Pagi hari buruh Kasan Ngali dikejutkan: papan-
nama Bank Kredit tergeletak di tanah. Mereka
mengerumuni, membiarkan papan nama itu terbujur.
Majikan harus diberi tahu. Mereka mulai menerka-
nerka siapa yang gatal tangan itu. Mereka berbisik:
"Paijo," "Sst, Zaitun," "Pak Mantri," "Polisi." Belum
habis mereka menebak-nebak, orang-orang pasar
di pekarangan itu pun ramai pula. Los-los pasar
Kasan Ngali roboh-roboh! Tidak ada badai, tidak
ada topan! Pasti tangan orang yang ingin pendek
umurnya. Yang ingin cupet rezekinya, yang ingin
dekat kuburnya.
Para pedagang yang kehilangan los, lalu pergi
ke pasar lama di seberang. Kembali ke pasar lama!
Mereka tidak mau kena perkara. Cari tempat lain,
kalau tidak suka urusan. Buruh-buruh Kasan Ngali
menegur mereka. Mereka mengangkat bahu.Tidak
seorang pun tahu. Tentu malam-malam hal itu
terjadi. Di seberang jalan, Paijo berdiri keheranan
pula. la melihat orang berjalan dengan dagangan
ke pasar lama. Bagaimana los pasar bisa terobrak-
abrik macam itu? Gedeg-gedeg berantakan di tanah.
Bambunya menyelonong ke mana-mana.
Tidak ada yang bisa berbuat, buruh-buruh itu
hanya berdiri saja, menantikan Kasan Ngali bangun
dan bersiap-siap. Mereka melihat juga Paijo berdiri
di seberang jalan. Lalu dengan suara keras mereka
omong. "Saya tempeleng, siapa orangnya." "Jotos!"
"Patah tangannya!" Namun mereka tidak berani
dengan terus terang menuduh Paijo. Dan memang
Paijo pun keheranan. Dan tidak tahan mendengar
omongan itu tukang karcis menyingkir. Mencari
urusan dengan orang-orang konyol tidak ada
gunanya, ia berpikir. Lalu pergi.
Kasan Ngali sudah bangun. la diserbu buruh-
buruhnya.
"Bagaimana, Pak?"
Kasan Ngali hanya mengawasi saja. Tidak
tampak terkejut. Bayangan mereka ialah majikannya
itu akan marah sejadi-jadinya. Tidak, hanya diam
memandang hasilnya. Orang-orang mulai lagi.
Pasar
Kuntowijoyo
Penggalan Novel Indonesia
90
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
v
"Siapa berbuat ini?"
"Mau saya hantam!"
"Cabik-cabik bajunya!"
"Pukul kepalanya!"
"Lumatkan tubuhnya!"
Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap
buruh itu satu-satu. Dan mereka diam. Kata Kasan
Ngali mengakhiri: "Tutup mulut kalian. Tutup!"
"Kami tak tahu apa-apa, Pak."
"Kami datang sudah begini!"
"Kalau saja kami tahu!"
Kasan Ngali marah.
"Tutup, kataku!"
Tidak ada yang membantah lagi, Kasan Ngali
memberi perintah.
"Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini.
Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan.
Tutup pintu pagar. Jangan seorang dibolehkan
lagi ke sini. Kerjakan, jangan bertanya. Aku benci
pertanyaan!"
Buruh-buruh itu masih belum bergerak. Belum
jelas bagi mereka, bahwa itu memang keputusan
Kasan Ngali.
"Apalagi? Pergi! Kaukira aku tidak waras, ya!"
Mereka pun bubar. Mereka bekerja juga. Orang-
orang yang sedang mbeber dagangan di pekarangan itu
diusir. Mereka memprotes. Siapa menyuruh kami ke sini
dulu! Weh, enaknya saja. Siapa mau memperbaiki kalau
begini! Ayo pergi! Mau enaknya tak mau susahnya! Mau
nangka, tidak mau getahnya! Dasar! Dan mereka yang
merasa tak berhak pergi juga.
Papan nama itu masih juga tergeletak. Mereka
ingin tahu bagaimana sikap Kasan Ngali. Tetapi laki-
laki itu sudah bersembunyi di rumah dalam. Aneh
juga. Kok tenang-tenang saja, Pak Kasan!
Paijo mengelilingi pasarnya. Tidak peduli lagi
dengan pasar seberang jalan. Dilihatnya juga pedagang
yang datang dari pasar baru di seberang. Pura-pura
tidak tahu saja. Sekarang pasarnya sudah bersih. Boleh
lihat. Pedagang akan digiringnya ke dalam, tunggulah
saatnya. Kemudian penertiban soal karcis itu. Kerja itu
harus bertahap. Kesabarannya akan membawa hasil
Pak Mantri semakin benar di matanya. Orang tua itu
telah banyak mengajarnya. Buktinya, sebagian orang
telah kembali ke pasar lama. Pasar itu sudah selesai.
Kantor sudah putih kapurnya, pasar sudah bersih
dari sampah. Genting-genting sudah tidak pecah.
"Wah, sekarang lain," tegur penjual nasi gulai.
Paijo mengamari bajunya. "Apa yang lain?"
"Bajunya baru. Dan tak mau jajan lagi.’"
Ya. Paijo pernah bertengkar dengan penjual itu.
Mereka mau rujuk kembali nampaknya.
"Wah, punya pasar luas, tetapi tak ada uang,"
katanya.
"Karcis sudah lama tak ditarik?"
"Habis!"
"Salahmu sendiri? Malas!"
"Sekarang, mana uang karcis!"
Paijo main-main saja, tetapi penjual nasi itu
mengeluarkan uang. Paijo menerima uang itu. Dan
buru-buru pergi ke kantor pasar. Disahutnya tas yang
tergantung dan ternyata berdebu. Dikeluarkannya
karcis-karcis. Tanpa tas itu ia bergegas keluar. Pak
Mantri melihatnya juga dengan heran. Paijo hanya
tersenyum saja. Ditemuinya kembali orang-orang
pasar. Dan beberapa orang mulai lagi membayar
karcisnya!
Penjual nasi itu membuatnya berani. Dan
hari itu Paijo sibuk kembali. Tidak diduganya akan
dimulai juga pekerjaan itu. Tukang karcis menarik
karcis kembali. Hui! Kantong Paijo mulai terisi.
Karcis-karcis diulurkan dan menerima uang. Tas
itu mestinya dibawa, ternyata diperlukan juga
sebenarnya. Tangannya gemetar karena kegirangan.
Hidup orang-orang pasar. Ah, hari besar apa ini. Pak
Mantri akan memujinya. Pasar hidup kembali. Hui.
Uang-uang kecil dari dompet pedagang berpindah
ke saku Paijo. Karcis-karcis kecil berpindah dari
tangan Paijo ke pedagang-pedagang. Mana uang
karcis! Dan orang-orang mengulurkan.
Keberuntungan itu dimulai dari menghormati
diri sendiri dan pekerjaan. Pasar bersih, los-los
terpelihara, kantor dikapur putih. Dan uang kembali
mengalir. Orang-orang masih menghormatinya juga.
Dan juga mereka yang dulu pindah ke pasar Kasan
Ngali telah membayar kembali uang karcis. Tidak
seorang pun berdalih lagi. Hari itu kebahagiaan
saja yang terjadi. Sakunya penuh. Dan setiap jalan
melintas orang akan terdengar kelinting ringan
dari sakunya. Uang-uang logam yang terguncang-
guncang. Paijo mendengar lagi bunyi uang itu
sekarang. Akan diberitahukannya nanti kepada Pak
Mantri. Nanti, bik selesai kerjanya. Ah, orang-orang
pasar itu berbaik hati! Mukanya berseri-seri, sambil
tertawa-tawa ia menarik karcis. Tangannya tidak lagi
kaku, mulutnya tidak lagi kelu. Ia tidak ragu-ragu lagi.
Bayar dan dibayarlah.
Paijo menarik uang dari orang-orang yang
berjualan di jalan.
"Sekarang boleh pergi ke los pasar. Ditanggung
bersihl Teduhl Aman!"
Sementara itu diliriknya rumah Kasan Ngali.
Dan di toko itu terjadi keributan. Kasan Ngali
sedang memarahi orang yang berderet antre.
Mereka sedang menantikan giliran untuk mendapat
kredit dari Bank Kredit
"Sekarang sudah bubar! Uang siapa kalian
kira! Uang buyutmu! Uang kakekmu! Tidak ada lagi
kredit! Tidak ada uang! Pemerasan!"
Mereka yang antre itu membubarkan diri. Malu
juga mendapat umpatan macam itu.
Memahami Sastra
91
Penggalan Novel Terjemahan
Sang Alkemis
Karya Paulo Coelho
Dia terbangun karena dikejutkan seseorang.
Dia tertidur di tengah pasar itu, dan kehidupan di
alun-alun akan dimulai.
Melihat sekeliling, dia mencari dombanya, dan
kemudian sadar bahwa dia berada di dunia baru.
Tapi bukannya sedih, dia merasa bahagia. Dia tidak
perlu lagi mencari makanan dan air untuk domba-
dombanya. Sebaliknya, dia dapat mencari harta
karunnya. Dia tidak punya sesen pun di sakunya,
tapi dia punya keyakinan. Dia telah memutuskan,
tadi malam, bahwa dia akan menjadi pengembara
persis seperti cerita di buku-buku yang selalu
membuatnya terpesona.
untuk hari itu. Si
bocah berterima kasih, memakannya,
dan meneruskan perjalanannya. Saat baru berjalan
beberapa langkah, dia sadar bahwa ketika mereka
mendirikan kios tadi, salah satu dari mereka bicara
bahasa Arab dan yang lain Spanyol.
Dan mereka saling mengerti dengan sangat
baik.
Pastilah ada bahasa yang tak tergantung pada
kata-kata, pikir si bocah. Aku pernah mengalaminya
dengan domba-domba, dan sekarang terjadi dengan
manusia. Dia belajar banyak hal baru. Beberapa di
antaranya adalah hal-hal yang sudah pernah dia alami,
dan tak terlalu baru, tapi belum pernah dia renungkan
sebelumnya. Dan dia tidak merenungkannya karena
dia sudah terbiasa dengannya. Dia sadar: Jika aku
dapat belajar memahami bahasa tanpa kata-kata ini,
aku bisa belajar memahami dunia.
Santai dan tak tergesa, dia lega bahwa dia
dapat melangkah melalui jalan-jalan sempit Tangier.
Hanya dengan cara itulah dia mampu membaca
pertanda. Dia tahu ini memerlukan kesabaran,
tapi para gembala tahu banyak tentang kesabaran.
Sekali lagi dia melihat bahwa, di negeri asing itu,
dia menerapkan pelajaran-pelajaran serupa dengan
yang dia pelajari dari domba-dombanya.
"Segalanya satu belaka," sang raja tua pernah
berkata.
***
Pedagang kristal itu terbangun bersama hari,
dan merasakan kegelisahan yang sama seperti
yang diidapnya setiap pagi. Dia berada di tempat
yang sama selama tiga dasawarsa: sebuah toko di
ujung jalan berbukit, dilewati oleh pembeli yang
sedikit. Sekarang sudah terlambat untuk mengubah
semuanya — satu-satunya yang pernah dia pelajari
adalah menjual dan membeli barang pecah-belah
kristal. Pernah ada suatu masa ketika banyak
orang kenal tokonya: pedagang-pedagang Arab,
ahli-ahli geologi Francis dan Inggris, para serdadu
Jerman yang selalu banyak uang. Di hari-hari itu
sangat menyenangkan menjual kristal, dan dia
pernah merasa betapa akan kayanya ia, dan punya
perempuan-perempuan cantik di sisinya seiring
menuanya usia.
Tapi, waktu melangkah, dan Tangier berubah.
Kota tetangga Ceuta berkembang lebih laju, dan
bisnis melaju. Para jiran berpindahan, dan di bukit
itu hanya tinggal be-berapa toko kecil yang bertahan.
Dan tidak ada orang yang mau menaiki bukit hanya
untuk melihat-lihat beberapa toko sempit.
Tapi pedagang kristal itu tak punya pilihan. Dia
telah menjalani tigapuluh tahun hidupnya dengan
Dia berjalan pelan-pelan melewati pasar.
Para pedagang memasang tenda kios-kios mereka,
dan si bocah membantu seorang penjual manisan
memasang tendanya. Wajah penjual manisan itu
menyungging senyum: dia bahagia, sadar tentang
hidupnya, dan bersiap memulai pekerjaan hari ini.
Senyumnya mengingatkan si bocah pada lelaki tua
itu — seorang raja tua misterius yang pernah dia
jumpai. Pedagang manisan ini membuat manisan
bukan supaya kelak dia bisa berkelana atau menikah
dengan puteri seorang pemilik toko.
"Dia melakukannya karena memang itulah yang
diinginkannya," pikir si bocah. Dia sadar bahwa dia
mampu melakukan hal serupa dengan yang dilakukan
si lelaki tua — merasakan apakah seseorang dekat
atau jauh dari Legenda Pribadinya. Hanya dengan
menatap mereka. Gampang sekali, tapi ternyata aku
tak pernah melakukannya sebelumnya, pikirnya.
Saat tenda sudah terpasang, penjual tadi
menawari si bocah manisan pertama yang dibuatnya
92
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
membeli dan menjual barang-barang kristal, dan
sekarang sudah terlambat untuk melakukan hal
yang lain.
Dia menghabiskan sepanjang hari dengan
mengamati jarangnya orang yang lalu-lalang di jalan
itu. Dia melakukan hal ini selama bertahun-tahun,
dan tahu jadwal setiap orang yang lewat. Namun,
tepat sebelum jam makan siang, seorang bocah
berhenti di depan tokonya. Dia berpakaian normal,
tapi mata pedagang kristal yang berpengalaman
itu tahu anak itu tak punya uang. Meski begitu, si
pedagang memutuskan untuk menunda makan siang-
nya sebentar sampai anak itu pergi. selembar kartu
yang tergantung di pintu masuk mengumumkan
sejumlah bahasa yang bisa digunakan di toko itu. Si
bocah melihat seorang lelaki keluar dari belakang
meja.
"Aku bisa membersihkan barang-barang di
etalase itu, kalau Bapak mau," kata si bocah. "Tidak
akan ada orang yang membeli barang-barang itu
kalau melihat tampilannya begitu."
Lelaki itu melihat padanya tanpa menanggapi.
"Sebagai imbalan, Bapak bisa memberiku makanan."
Lelaki itu tetap bungkam, dan si bocah merasa
dia harus mengambil keputusan. Di kantongnya ada
jaket.
Anda dapat menganalisis kedua penggalan novel tersebut.
Analisis dapat dilakukan dengan mengamati unsur intrinsik dan
ekstrinsiknya. Berikut ini analisis terhadap kedua penggalan novel
tersebut.
1. Tema Cerita
Tema cerita yang diangkat dalam novel
Pasar
karya Kuntowijoyo
adalah perjuangan kaum pedagang dan pengisi pasar. Hal ini dapat
diamati dari penceritaan pasar dengan orang-orangnya yang penuh
konflik, antara lain sikap pemegang kekuasaan, pedagang, sampai
sang pemungut karcis.
Adapun dalam novel
Sang Alkemis
, tema yang diangkat adalah
perjuangan hidup sang bocah dalam mencari legenda pribadinya.
Ia berjuang menemukan arti hidup dengan mengembara dari suatu
tempat ke tempat lain.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh yang hadir dalam novel
Pasar
adalah Kasan Ngali, Paijo,
dan Pak Mantri. Adapun tokoh lain adalah para penghuni pasar. Anda
dapat memahami tokoh Kasan Ngali yang mempunyai watak tidak
mau dikalahkan. Hal ini terbukti dengan orang-orang pasar yang
takut dengan dia. Adapun Paijo, sang penarik karcis, tetap bersikap
tenang dalam keadaan apa pun. Hanya mungkin yang kurang dari dia
adalah sikapnya yang ingin terlihat bekerja di hadapan Pak Mantri.
Dalam novel
Sang Alkemis
, kita dapat mengamati tokoh utama
sang bocah (bernama Santiago) yang bertemu dengan beragam
manusia. Ia tipikal manusia yang ingin mengejar apa yang dicita-
citakannya, walaupun ia harus mengembara. Dalam adegan dengan
sang penjual kristal, kita dapat mengamati bagaimana sang bocah
mempunyai usaha untuk membantu orang lain sekaligus menolong
dirinya menyambung hidup.
3. Latar
Ada persamaan antara penggalan novel
Pasar
dan penggalan
novel
Sang Alkemis
. Kedua penggalan novel tersebut berlatar
belakang pasar. Bedanya, novel
Pasar
benar-benar berlatar pasar
dari awal sampai akhir cerita. Dalam penggalan novel
Sang Alkemis
,
pasar merupakan salah satu tempat yang kebetulan di kunjungi sang
bocah saat melakukan pengembaraan.
Memahami Sastra
93
4. Alur Cerita
Dalam penggalan kedua novel tersebut, kebetulan alur yang
dipergunakan adalah alur maju. Anda dapat mengetahui alur yang
sebenarnya jika Anda membaca kedua novel tersebut secara tuntas.
5. Gaya Bahasa
Perbedaan mencolok antara kedua novel tersebut adalah peng-
gunaan bahasa. Dalam novel
Pasar
, pengarang menggunakan gaya
bahasa yang mendekati gaya bahasa tradisional (Jawa) yang dapat
diamati dari penggunaan nama-nama yang ada dalam novel Pasar
tersebut. Adapun dalam novel
Sang Alkemis
, bahasa yang digunakan
penuh metafora yang harus diterjemahkan lebih mendalam oleh
pembaca.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan oleh kedua novel tersebut adalah
orang ketiga. Dalam novel
Pasar
pengarang menceritakan tokoh Paijo,
Hasan Ngali, dan Pak Mantri. Adapun dalam novel
Sang Alkemis
,
pengarang menceritakan tokoh sang bocah.
7. Amanat/Nilai-Nilai
Amanat yang dapat kita ambil dari novel
Pasar
adalah sebagai
berikut.
a. Tidak boleh berburuk sangka atas kejadian yang dialami.
b. Usaha untuk menyambung hidup harus tetap dilakukan
bagaimanapun keadaannya.
c. Harus bersikap berbagi dengan orang lain.
Adapun nilai-nilai yang dapat kita peroleh dari novel
Sang
Alkemis
adalah sebagai berikut.
a. Setiap orang di dunia ini mempunyai legenda hidup masing-
masing. Oleh sebab itu, setiap manusia mempunyai tujuan
masing-masing di dunia ini.
b. Untuk mencapai tujuan hidup, kita harus bekerja keras; kalau
perlu, mengembara seperti yang dilakukan sang bocah.
c. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita harus bisa
menempatkan diri kita di mana pun kita berada.
Apakah Anda mempunyai pandangan lain terhadap analisis
novel Pasar dan
Sang Alkemis
tersebut? Diskusikanlah dengan teman
sebangku.
Selanjutnya, mengenai unsur luar (ekstrinsik) dapat ditemukan
bahwa novel
Pasar
berhubungan dengan Kuntowijoyo yang dekat
dengan kehidupan sosial. Kuntowijoyo adalah peneliti sosial
Indonesia yang cukup dikenal. Tidak heran jika ragam karakter
orang terlihat nyata dalam karya novel
Pasar
tersebut. Hal ini
menggambarkan situasi sosial yang ada dalam salah satu masyarakat
di Indonesia.
Novel
Sang Alkemis
sendiri adalah novel karya Paulo
Coelho, pengarang Brazil, yang terkenal dengan metafor-metafor
universalnya. Dengan demikian, ia dapat menyatukan makna hidup
oleh lintas agama sekalipun. Ini adalah karya novel dengan latar
belakang pengarang yang mumpuni dalam menulis karya sastra.
Karya
Sang Alkemis
sendiri adalah karya klasik-modern yang terjual
lebih dari 30 juta eksemplar ke seluruh dunia. Tidak heran jika novel
ini memenangi penghargaan internasional. Paulo Coelho sendiri
bekerja tidak lepas dari unsur spiritual universal. Ia bekerja sebagai
penasihat di UNESCO untuk program pemaduan spritualitas dan
dialog antarbudaya.
Sumber
:
Dokumentasi pribadi
Gambar 4.7
Sang Alkemis
adalah novel yang
terkenal dengan metafor-metafor
universal.
94
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Sastrawan dan
Karyanya
Prof
.
Dr
.
Kuntowijoyo
(juga dieja Kuntowidjojo), kelahiran
Sanden, Bantul, Yogyakarta, 18 September 1943 dan meninggal
pada 22 Februari 2005) adalah seorang budayawan, sastrawan,
dan sejarawan Indonesia.
Kuntowijoyo mendapatkan pendidikan formal keagamaan di
Madrasah Ibtidaiyah Ngawonggo, Klaten. Ia lulus SMP di Klaten
dan SMA di Solo, sebelum lulus sarjana Sejarah Universitas
Gadjah Mada pada tahun 1969. Gelar MA American History
diperoleh dari Universitas Connecticut, Amerika Serikat pada
tahun 1974, dan Ph.D. Ilmu Sejarah dari Universitas Columbia
pada tahun 1980.
Ia banyak menulis buku tentang sejarah, budaya, filsafat, dan
sastra, di antaranya
Mantra Pejinak Ular
,
Isyarat
,
Khotbah di
Atas Bukit
, dan
Impian Amerika
. Selain itu, ia juga sering menulis
cerita pendek dan esai di surat kabar.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya adalah
penghargaan sastra dari Pusat Bahasa atas kumpulan cerpen
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga
(1994); ASEAN (1997), Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia (1999), dan
Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) (2001) atas novel
Mantra
Pejinak Ular
.
Saat meninggal dunia, ia adalah Guru Besar Fakultas
Ilmu Budaya di Universitas Gadjah Mada dan juga pengajar di
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Sumber
:
www.id.wikipedia.org
1. Bacalah penggalan kedua novel berikut dengan baik.
2. Lakukanlah analisis terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik atas
kedua penggalan novel berikut.
Area X
Karya Eliza Fitri Handayani
Kejadian-kejadian penting di dunia tahun
2003–2048 sesuai dengan latar belakang kisah.
2003
. Asean
Free Trade Area
dimulai, Indonesia
masih berusaha membenahi diri dari krisis ekonomi
yang melanda sejak 1998.
2005
. Menteri Ekonomi dan Perdagangan
Kabinet Indonesia Raya mencanangkan program
untuk bersaing dalam era perdagangan bebas. Yaitu
program "Ciptakan Pasar Sendiri." Intinya adalah
menggali dan mengusahakan secara profesional
sumber daya-sumber daya ekonomi potensial yang
dimiliki bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa
lain lalu memasarkannya ke dunia. Program ini
dititikberatkan pada kerajinan tradisional, seperti
kebaya dan batik yang dimodernisir, dan juga pada
sektor pariwisata dengan salah satu andalannya
adalah "Undersea Tourism" atau wisata terumbu
karang (
coral reefs
). Yang tak kalah penting adalah
pentas kesenian tradisional. Aktor dan aktris
Indonesia menjadi rajin wara-wiri untuk pentas di
mancanegara.
2007
. Kebaya dan batik berhasil menembus
trend
di Milan dan Paris. Legenda Keong Emas mencetak
Penggalan Novel Indonesia
Sumber
:
www.tokohindonesia.com
Uji
Materi
Memahami Sastra
95
sejarah menjadi salah satu pementasan tersukses di
Broadway, disusul oleh beberapa pementasan legenda
tradisional yang lain. Rumah produksi Universal bahkan
ingin membuat versi layar peraknya. Krisis ekonomi
dengan mudah teratas. Rupiah mencapai nilai yang
stabil, bahkan semakin menguat.
2010–2018
. Perdagangan bebas Pasifik. Hal
ini sangat menguntungkan Indonesia yang kini
mulai tumbuh menjadi salah satu macan Asia baru.
Ditandatangani kontrak antara Twentieth Century
Fox, Warner Brothers, dan Universal untuk
mendirikan cabang di Indonesia. Di dalam negeri
pun lahir rumah produksi-rumah produksi raksasa
seperti Fire Hawk Productions, Starlight Productions,
dan sebagainya. Industri pun semakin berkembang
dengan adanya dukungan devisa yang melimpah.
Mutu barang semakin meningkat dan ekspor pun
berjalan lancar dan senantiasa mengalami surplus.
Namun, di samping itu, Amerika Serikat semakin
meluaskan pengaruhnya di wilayah Asia-pasifik.
Hal ini bahkan menakutkan negara-negara yang
dulu dengan setia menjadi sekutu Amerika, seperti
Inggris dan Perancis. Eropa mulai membentuk suatu
kutub tersendiri, terpisah dari Amerika.
wenangan untuk menyelidiki, menangkap, dan
menghukum para penjahat lingkungan. Selain itu,
tiap negara dianjurkan untuk menciptakan sebuah
"kota konservasi" di sekitar setiap kota megapolis.
Di kota tersebut dilarang mendirikan industri atau
kegiatan lain yang dapat merusak fungsi lingkungan
hidup yang asri, hijau, dan damai.
2021
. Indonesia menaati resolusi PBB dengan
mengeluarkan UU No.I2 tahun 2021 tentang
pendirian kota-kota konservasi, UU No. 13 tahun
2021 tentang pendirian Badan Pengawas Lingkungan
Indonesia (BPLI) di bawah Mahkamah Agung.
2022
. Didirikan organisasi internasional tentang
lingkungan hidup, yaitu
World’s Global Care
, diketuai
Jepang dan berkedudukan di Kyoto.
Eropa kian merasa gusar terhadap Amerika
yang semakin lama semakin mempengaruhi dunia.
Mereka merasa berkewajiban untuk melahirkan
suatu kekuatan yang dapat membendung Amerika.
Diadakan Konferensi Eropa untuk membahas
masalah itu di London, dipimpin oleh Inggris dan
Perancis.
2023
. Salah satu anggota tim riset rahasia
Jepang, Yamashi Matsunara, menemukan dasar-
dasar teknologi nano-genetika yang tidak pernah
diumumkan kepada publik. Republik Eropa Bersatu
berdiri. Dunia mengira Perang Dingin II dimulai
antara Eropa dan Amerika. Padahal, perang sudah
bermulai sejak awal abad 21 antara Jepang dan
Amerika secara diam-diam.
2025
. Radar Jepang menangkap adanya
pesawat ekstra-terrestrial yang jatuh di Laut
Arafura, lantas mendapat ide untuk menjalankan
percobaan "Perakitan Superman".
2026
. Jepang menghubungi Indonesia melalui
Menteri Luar Negeri saat itu,
Andre Mikail
Herbowo dan langsung menyetujui proyek kerja-
sama rahasia itu.
2027
. Badan Sentral Intelijensi Indonesia
(Basindo) didirikan. Tujuan utamanya, melindungi
keberadaan proyek kerja sama rahasia itu dengan
menciptakan suatu "Black-web" di pemerintahan.
Badan ini kemudian diketuai oleh Herbowo sendiri.
2027
. Amerika menemukan mesin nano-fisik
yang kemudian melahirkan Revolusi Besar Dunia
Industri.
2031
. Ekspedisi Yamagura diberitakan untuk
mengangkat KRI Macan Tutul demi penelitian historis.
Tujuan sebenarnya adalah untuk mengangkat
bangkai kapal ekstra-terrestrial tersebut. Hal ini
kemudian ditindaklanjuti dengan pendirian pusat-
pusat penelitian sumber daya uranium, dengan
alasan pemerintah ingin mengembangkan teknologi
PLTN untuk mengatasi masalah keterbatasan energi.
Sejak saat ini, percobaan rahasia itu pun dimulai.
2019
. Muncul kota-kota megapolis baru dan
kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan IPTEK
kian bertambah. Untuk itu didirikan beberapa
universitas baru, terutama di kota-kota satelit yang
paling padat penduduknya. Di antaranya Universitas
Millennia di Bekasi.
Masyarakat semakin berpikir kritis dan
memasuki tahap "Stage of Maturity" di mana
kepedulian terhadap lingkungan bertambah dan
timbul protes-protes terhadap kerusakan lingkungan
hidup. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia
global Hal ini sampai ke PBB dan masuk agenda
Sidang Majelis Umum.
2020
. Resolusi PBB menganjurkan agar tiap
negara memiliki badan pengawas lingkungan hidup
yang bebas dari kekuasaan eksekutif dan berada
di bawah Mahkamah Agung sehingga memiliki ke-
96
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Bab I Musibah Pertama
Bekasi, Indonesia
Area X
Hari Jumat, September, 2048
00:15
Rocki Budiman menatap nanar pada bangunan
yang tinggi menjulang di hadapannya. Bermandikan
cahaya bulan dan lampu-lampu sorot hijau dan
kuning, bangunan itu tampak lebih seram daripada
sebelumnya. Tanpa terasa ia bergidik.
Di sampingnya, dalam posisi berjongkok, adalah
Yudho Adhi-putra.
Di Universitas Millennia, ia adalah bintang
rugby sekolah sekaligus penabuh drum sebuah band.
Demikian pula halnya dengan Rocki, sahabatnya. la
adalah bintang basket pujaan setiap anggota tim
pemandu sorak dan jagoan yang disegani teman-
teman putra.
Itu adalah salah satu alasan mengapa mereka
tidak boleh mundur. "Kita jadi masuk?" tanya Rocki
dengan ketegaran yang dipaksakan.
"lyalah," sahut Yudho. Seluruh sekolah sudah
bertaruh apakah kita berani masuk atau tidak."
"Tapi...," Rocki mulai ragu-ragu. "Firasatku
buruk, Dho! Amat sangat buruk.’"
Yudho menebar pandangannya pada areal
gedung di hadapannya. Sekilas, gedung Area X
memang tampak seperti Gedung Pusat Penelitian
Uranium pada umumnya, namun bagi para penduduk
Bekasi, mereka tahu ada sesuatu yang lain pada
gedung itu.
Sinar-sinar dengan intensitas tinggi yang sering
muncul di malam hari, ditambah dengan suara rintih
dan lolong yang aneh, serta sosok-sosok gelap yang
mondar-mandir bangunan itu membuat mereka
yakin Area X adalah tempat yang menyeramkan.
Hal itu seharusnya dibaca Area Sepuluh, namun
saking angkernya, banyak orang yang menyebutnya
Area Ex.
Gedung yang terletak di batas luar kota itu
berwarna abu-abu dengan kubah yang besar dan
dikelilingi tiang-tiang dan beberapa cerobong.
Gedung itu dijaga ketat oleh orang-orang bersenapan
dan berpakaian serba hijau yang mondar-mandir
seperti tentara.
Padahal gedung itu sudah dikelilingi oleh pagar
kawat setinggi enam meter yang atasnya runcing.
Yudho dan Rocki semakin yakin, pastilah Area X
bukan tempat biasa.
"Ayo, Rocki kita masuk." paksa Yudho, mulai
tidak sabar. la membayangkan akan ditraktir
teman-temannya satu sekolah apabila ia berhasil
merangkumkan misinya malam ini. "Hanya me-
nyelinap, mengambil bukti, lalu keluar. Apa sih,
susahnya?"
"A-aku," Rocki meneguk ludah dengan sulit,
"kupikir sebaiknya kita batalkan saja, Dho! Atau kita
pura-pura saja...."
"Oke-oke," sahut Yudho sahut Yudho enteng.
"Kau seharusnya bilang dari tadi kalau kau takut!"
Rocki tersentak dan menatap Yudho dengan
pandangan sedingin es. "Apa katamu?" sergah Rocki.
"Aku? Takut? Enak saja...."
"Kalau begitu buktikan!" tantang Yudho. "Kau
mau masuk atau pulang saja?"
"Ayo masuk!" ia mengambil keputusan.
Meskipun ia hatinya terasa dingin, namun rasa ego
telah menguasainya. Pemuda itu langsung melompat
ke pagar kawat dan mulai memanjat.
Di bawah, Yudho tertawa tertahan. "Rock,
pagar itu tingginya enam meter! Kau yakin bisa
memanjatnya?"
"Kenapa enggak?"
Yudho berjalan beberapa langkah ke arah
sebuah semak-semak dan menyingkapnya. Tangannya
menunjuk ke sebuah lubang akibat pagar kawat yang
sudah putus. "Aku mau lewat sini saja, bagaimana
denganmu?" Sebuah senyum nakal mengembang di
bibirnya.
Rocki mendengus dan melompat turun.
"Sial kau!" gerutunya lalu berjongkok di belakang
sahabatnya. la mengikuti Yudho merangkak masuk.
Yudho dan Rocki berdiri. "Dho, sekarang
bagaimana?"
"Ikuti aku," katanya sambil bergerak menyusuri
bagian pekarangan yang paling terlindung oleh
bayang-bayang gedung. Mereka bergerak sambil
menunduk, berjongkok, dan berguling, hingga
akhirnya mereka dapat merangkak ke dinding
belakang gedung yang terasa dingin di punggung
mereka.
Kedua remaja itu menempelkan tubuh mereka
ke dinding. "Oke, sekarang bagaimana?" tanya Rocki
dengan napas terengah-engah. Malam amat dingin,
namun kedua anak itu bersimbah peluh.
"Kita masuk lewat pintu sampah, ingat?" kata
Yudho sambil berusaha mengatur napasnya.
Di depan pintu sampah itu, Rocki bertanya
lagi. "Kau yakin itu cuma pintu sampah biologis?
Bagaimana kalau itu sampah radioaktif? Bisa-bisa
kita...."
"Ssssttt." Yudho menempelkan telunjuknya ke
bibir. "Diamlah! Nanti kita ketahuan!"
"Percayalah saja padaku, oke?"
"Yah, oke."
Memahami Sastra
97
Yudho mulai berjalan beringsut-ingsut ke
tempat pintu sampah yang ia maksud. Pintu itu
menyerupai tingkap persegi empat berwarna hitam.
Setelah Yudho membukanya, tampaklah lorong yang
menanjak, sempit, rendah, dan bau.
"Ya!" Rocki mengernyitkan seluruh wajahnya.
"Bau apa ini?"
"Ini justru pertanda baik," sahut Yudho. "Ini
tandanya ini lorong sampah biologis."
Kedua anak itu lantas melompat masuk ke
lorong tersebut. Pintu persegi itu menutup kembali
di belakang mereka. Mereka merayap dan beringsut-
ingsut di lorong yang gelap itu. Meskipun lorongnya
menanjak, tampaknya mereka tidak mengalami
banyak kesulitan. Dengan tubuh atletis seperti
itu,Yudho dan Rocki memang terbiasa melakukan
kesulitan. Dengan tubuh atletis seperti itu, Yudho
dan Rocki memang terbiasa melakukan berbagai
aktivitas fisik.
Tiba-tiba, saat mereka sudah hampir mencapai
puncak, mereka disergap oleh bau yang amat tidak
sedap. "Hei.’"Jerit Rocki. "Bau apa ini?".
Yudho tidak menjawab. la mulai melihat
seberkas cahaya redup di atas. Ia mempercepat
gerakan merayapnya.
....
Penggalan Novel Terjemahan
Titik Muslihat
(
Deception Point
)
Karya Dan Brown
sebuah film terkenal yang dibintangi Tom Cruise yang
seolah merupakan iklan Angkatan Udara AS selama
dua jam, NASA menyadari potensi yang sesungguhnya
dari Hollywood sebagai humas jempolan. NASA diam-
diam mulai menawarkan akses secara cuma-cuma ke
berbagai perusahaan film untuk memfilmkan semua
fasilitas NASA yang mengesankan, dari landasan
peluncuran, pengendali misi, dan fasilitas-fasilitas
pelatihan. Para produser, yang biasa membayar dalam
jumlah besar untuk biaya lisensi
on-site
ketika mereka
membuat film di tempat lain, segera menyambar
kesempatan untuk menghemat anggaran sebesar
jutaan dolar ini dengan cara membuat film
thriller
NASA
dengan tempat syuting "gratis". Tentu saja, Hollywood
hanya akan mendapatkan izin jika naskahnya disetujui
NASA.
"Pencucian otak massa," gerutu seorang
Hispanik yang menjadi salah satu tamunya. "Film-film
itu tidak lebih parah dibandingkan berbagai tindakan
NASA untuk menarik perhatian masyarakat umum.
Mengirimkan orang tua ke ruang angkasa? Dan
sekarang NASA merencanakan awak pesawat
pesawat ulang-alik yang semuanya perempuan?
Semuanya hanya untuk publisitas!"
Sexton mendesah. Nadanya terdengar terpukul.
"Betul, dan aku tahu aku tidak harus mengingatkan
mengenai apa yang terjadi pada tahun delapan
puluhan ketika Departemen Penerangan bangkrut
dan menuduh NASA memboroskan jutaan yang
sesungguhnya dapat dipergunakan untuk pendidikan.
NASA merancang aksi hubungan masyarakat
untuk membukti-kan bahwa NASA memerhatikan
pendidikan. Mereka kemudian mengirimkan seorang
Sumber
:
Dokumentasi pribadi
Ruang angkasa Amerika. Mereka masih percaya
NASA adalah badan pemerintah yang diperlukan."
"Itu karena film-film Hollywood terkutuk!"
seorang lelaki berkata. "Berapa banyak film
yang menceritakan tentang NASA yang berhasil
menyelamatkan dunia dari asteroid? Demi Tuhan!
Itu hanya propaganda!"
Sexton tahu, banyaknya film tentang NASA
yang dihasilkan Hollywood sebenarnya hanyalah
pertimbangan ekonomis belaka. Mengikuti
Top Gun
,
98
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
guru sekolah negeri ke ruang angkasa." Sexton
berhenti. "Kalian pasti ingat Christa McAuliffe."
di mana ledakan kemajuannya sudah sedemikian
rupa sehingga kita sulit untuk mengikutinya dari
minggu ke minggu! Mengapa? Karena industri
komputer adalah sistem pasar bebas: industri
komputer menghasilkan efisiensi dan visi dengan
keuntungan. Bayangkan jika industri komputer
dipegang pemerintah? Kita pasti masih berada di
zaman purba. Kita mengalami kemadekan di bidang
ruang angkasa. Kita seharusnya menempatkan
eksplorasi ruang angkasa ke tangan yang berhak,
yaitu sektor swasta. Masyarakat Amerika akan
terpaku ketika melihat perkembangannya, pada
berbagai lapangan pekerjaan yang ditawarkannya,
dan mimpi-mimpi yang terwujud. Aku percaya kita
harus membiarkan sistem pasar bebas memacu kita
ke ketinggian baru di ruang angkasa. Jika aku terpilih,
hal itu akan menjadi misi pribadi untuk membuka
pintu dan membiarkannya terbuka lebar-lebar.
Sexton mengangkat gelasnya yang berisi cognac.
"Kawan-kawan, kalian datang ke sini malam ini
untuk memutuskan apakah aku adalah seseorang
yang patut kalian percaya. Kuharap aku sedang
dalam proses untuk mendapat-kannya. Kalau kalian
membutuhkan investor untuk membangun sebuah
perusahaan, aku juga membutuhkan investor....
3. Kemukakanlah analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik atas kedua
penggalan novel tersebut.
4. Lakukanlah diskusi bersama teman, saudara, atau orangtua Anda
untuk membahas analisis kedua penggalan novel tersebut, baik
dari unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya.
Ruangan itu menjadi sunyi.
"Bapak-bapak," kata Sexton sambil berhenti
dengan mengesankan di depan perapian. "Aku
percaya sudah waktunya masyarakat Amerika
mengerti kebenaran, demi kebaikan masa depan
kita semua. Sudah waktunya masyarakat Amerika
mengerti bahwa NASA tidak memimpin kita terbang
ke arah langit, tetapi malah mencegah eksplorasi
ruang angkasa. Ruang angkasa tidak berbeda
dengan industri yang lain, dan membatasi ruang-
gerak perusahaan swasta dapat dianggap mendekati
tindakan kriminal.
Coba kita lihat industri komputer
Unsur yang Dianalisis
Judul Novel
Area X
Titik Muslihat
a. Tema
b. Tokoh dan Perwatakan
c. Latar
d. Sudut Pandang
e. Gaya Bahasa
f. Alur
g. Amanat
Memahami Sastra
99
1. Aplikasi penulisan resensi novel adalah memperhatikan hal-hal
berikut:
a. identitas buku
b. kepengarangan
c. keunggulan buku
d. kelemahan buku
e. ikhtisar
2. Identifikasi pementasan drama dapat dilakukan dengan mengamati:
a.
blocking
b. tata busana
c. tata lampu
d. tata panggung
e. tata bunyi
3. Dalam proposal diuraikan dengan jelas kegiatan yang
direncanakan.
4. Tujuan proposal adalah:
a. mendapatkan persetujuan
b. mendapatkan bantuan
5. Analisis novel dapat dilakukan dengan menggali unsur intrinsik
dan ekstrinsiknya.
6. Analisis novel dapat dilakukan dengan membandingkan novel
Indonesia dengan novel terjemahan.
7. Hal-hal yang dianalisis dalam novel antara lain: alur, tema, penokohan,
sudut pandang, latar, dan amanat.
Refleksi Pelajaran
Aplikasi penulisan resensi karya sastra dapat meningkatkan
daya apresiasi dan kekritisan Anda dalam membaca karya sastra.
Anda pun akan lebih tertantang dalam kegiatan penulisan.
Kegiatan menulis akan memacu Anda untuk terus berkarya.
Selanjutnya, kegiatan mengidentifikasi pementasan akan mem-
buat Anda memahami unsur-unsur drama. Pengalaman ini dapat
juga Anda aplikasikan dalam pementasan yang Anda lakukan
bersama teman-teman. Adapun kegiatan menulis proposal
akan melatih Anda menulis dan berencana. Menulis proposal
ini dapat diaplikasikan dalam kegiatan sekolah ataupun di
masyarakat. Kegiatan menulis analisis novel membawa Anda
dalam pemahaman dan apresiasi cerita novel. Anda pun akan
kaya pengetahuan dan pengalaman membaca.
Rangkuman
100
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS
Kerjakanlah soal berikut
.
Bacalah kutipan novel
Ronggeng Dukuh Paruk
karya Ahmad Tohari berikut.
...
Meski aku menanggapi kata-kata Warta dengan
senyum, namun sesungguhnya hatiku dibuatnya
perih, sangat perih. Sehingga aku tak bisa berkata-
kata lagi Hanya umpatku dalam hati, "Warta, kamu
bangsat. Kau katakan Srintil akan diperkosa nanti
malam? Memang betul Tetapi mengapa kau katakan
itu kepadaku?"
Kukira Warta memandangku dari belakang
ketika aku berjalan meninggalkannya. Aku tak peduli
dan aku terus berjalan sepembawa kakiku. Perjalanan
yang tanpa tujuan membawaku sampai ke lorong
yang menuju pekuburan Dukuh Paruk. Seharusnya
aku melangkah bila tidak kulihat seseorang berjalan
merunduk-runduk di antara batang-batang puring.
Srintil! Aku tak mungkin salah, dialah orangnya.
Tak mengetahui aku membuntutinya, Srintil
terus berjalan. Langkahnya berkelok menghindari
tonggak-tonggak nisan, atau pohon kamboja yang
cumbuh rapat. Setelah berbelok ke kiri, langkah Srintil
lurus menuju cungkup makam Ki Secamenggala.
Kulihat Srintil jongkok, menaruh sesaji di depan
pintu makam. Ketika bangkit dan berbalik, ronggeng
itu terperanjat. Aku berdiri hanya dua langkah di
depannya.
"He, kau, Rasus?"
"Aku mengikutimu."
"Aku disuruh Nyai Kartareja menaruh sesaji
itu. Bukankah malam nanti...."
"Cukup! Aku sudah tahu malam nanti kau
harus menempuh
bukak
-
klambu
" aku memotong
cepat Habis berkata demikian aku melangkah pergi.
Tetapi Srintil menarik bajuku.
"Rasus, hendak ke mana kau?"
"Pulang."
"Jangan dulu. Jangan merajuk seperti itu. Kita
bisa duduk-duduk sebentar di sini."
Ternyata aku tak menolak ketika Srintil
membimbingku duduk di atas akar beringin. Tetapi
baik Srintil maupun aku lebih suka membungkam
mulut. Mestilah ronggeng kecil itu merasa sedang
menghadapi seorang anak laki-laki yang akan
mengalami kekecewaan. Srintil pasti tahu aku
menyukainya. Jadi dia tahu pula bahwa malam
bukak
-
klambu
baginya menjadi sesuatu yang sangat kubenci
Hanya itu. Atau, apakah aku harus mengatakan
secara jujur bahwa Srintil lebih kuhormati daripada
kecintaan? Tidak. Aku tak punya keberanian menga-
takan hal itu kepadanya. Maka biarlah Srintil tetap
pada pengertiannya tentang diriku secara tidak
lengkap.
Seekor serangga kecil akhirnya membuka jalan
bagi permulaan percakapan kami. Nyamuk belirik
hinggap di pipi Srintil. Perutnya menggantung penuh
darah.
"Srin, tepuk pipimu yang kanan. Ada nyamuk."
"Aku tak dapat melihatnya."
"Tentu saja. Tetapi tepuklah pipi kananmu agak
ke atas pasti kena."
"Tidak mau. Engkau yang harus menepuknya."
"Tanganku kotor."
....
1. Siapa sajakah tokoh yang ada dalam penggalan novel tersebut?
2. Bagaimanakah watak tokoh "aku"? Jelaskan dengan bukti yang
mendukung.
3. Menurut Anda, di manakah
setting
/latar penggalan drama
tersebut?
4. Bagaimanakah watak tokoh Srintil? Jelaskan dengan bukti yang
mendukung.
5. Bagaimanakah pengarang menggunakan gaya bahasa dalam
penggalan novel tersebut?
Soal Pemahaman Pelajaran 4